Memilih Madrasah Ibtidaiyah (MI) Yang Tepat – Memilih Madrasah Ibtidaiyah patut Kau lakukan sesudah anakku lulus sekolah TK (Taman Kanak-kanak) atau RA (Raudhatul Athfal) atau BA (Bustanul Athfal). Madrasah Ibtidaiyah atau lebih diketahui dengan singkatan MI ini sepadan dengan Sekolah Dasar (SD). Lamanya sekolah malah juga 6 tahun.
Tren SD memang lebih tinggi dari pada MI. SD yaitu pengajaran sesudah TK yang bersifat lazim padahal MI yaitu pengajaran dasar yang bersifat keagamaan. Jam belajar untuk pembelajaran agama Islam lebih banyak. Kecil akan diajak untuk memperdalam ilmu agama. Tetapi bukan berarti tak ada pembelajaran biasanya, seperti matematika, bahasa Indonesia, IPA, dan lain-lain. Masih konsisten ada, tapi porsi pembelajaran agama lebih banyak.
Tips Memilih Madrasah Ibtidaiyah (MI) Yang Tepat
Kebanyakan ayah dan bunda menyekolahkan si kecilnya ke SD. Tetapi banyak juga sebetulnya ayah dan bunda yang memilih memasukkan si kecilnya ke SD, termasuk saya. Tujuanku bukan untuk sok alim, namun yaitu untuk memberikan bekal ilmu agama yang lebih banyak dan mendalam terhadap anakku. Mengingat saya sendiri tak mempunyai riwayat pengajaran agama/ pondok sama sekali. Saya berkeinginan anakku lebih mahir dariku.
Baca Juga : Pengertian, Tujuan, Dan Fungsi Bimbingan Belajar Bagi Anak
Prestasi sekolah MI malah sekarang tak keok dengan prestasi SD. Jadi, intinya bagus sekolah di MI maupun di SD yaitu sama. Tujuannya yaitu untuk membikin buah hati trampil dengan membekali buah hati ilmu pengetahuan yang berkhasiat bagi masa depannya.
Bagi ayah dan bunda yang berkeinginan menyekolahkan si kecilnya ke MI, saya punya 10 kiat-kiat bagaimana memilih Madrasah Ibtidaiyah yang pantas untuk buah hati:
1. Jangan cuma mempunyai satu acuan sekolah MI saja. Usahakan mempunyai banyak alternatif. Tujuannya yaitu untuk menerima alternatif yang ideal. Sekiranya cuma satu saja, tak akan tepat sasaran. Jangan hingga menyesali alternatif untuk kebaikan buah hati.
2. Mengamati kualifikasi pendidiknya. Di MI, pendidiknya bukan dipanggil guru, namun ustadz dan ustadzah. Pastikan pendidiknya mempunyai kualifikasi setidaknya S1 dibidangnya.
3. Memilih Madrasah Ibtidaiyah yang mempunyai program Hafidz dan Hafidzah atau penghafal Al-Qur’an. Saya yakin buah hati akan bersemangat untuk menghapal Al Qur’an dan mendalaminya.
4. Melihat profil MI di mata masyarakat. Banyaknya sekolah MI yang ada patut di observasi satu per satu. Pastikan memilihkan MI yang mempunyai citra bagus di mata masyarakat. Citra bagus ini dalam artian tak ada kasus yang terjadi.
5. Memilih Madrasah Ibtidaiyah yang berprestasi. Jika sekolahnya berprestasi, berarti siswanya akan diberi nasihat untuk berprestasi juga. Kecil akan diberi nasihat layak dengan bakatnya.
6. Observasi peralatan fasilitasnya. Pilihkan sekolah yang dapat memfasilitasi seluruh yang diperlukan buah hati dikala berada di sekolah.
7. Mencari info seputar ekstrakurikuler atau bidang pengembangan yang ada di MI. ini penting, kaitannya dengan fasilitas yang ada di MI. Fasilitas tak patut berupa barang namun juga berupa bekal untuk memaksimalkan talenta siswa melewati aktivitas ekskul.
8. Kurikulum yang diaplikasikan di MI. Kurikulum di MI berbeda dengan kurikulum lazim. Tetapi ada juga yang sama, sekiranya MI hal yang demikian yaitu MIN atau (Madrasah Ibtidaiyah Negeri).Kiat ini penting untuk ayah dan bunda seperti saya yang si kecilnya sebelumya tak menimba ilmu di RA atau BA, namun di TK. Takutnya tak dapat meniru, sebab pengetahuan agama yang masih sedikit.
9. Mengerjakan musyawarah dengan buah hati. Sedangkan buah hati masih belum dewasa, namun berikan buah hati hak untuk memilih sendiri. Seperti saya yang berkeinginan anakku nyaman untuk belajar.
10. Memilih MI yang dekat dengan ayah dan bunda siswa. ini perlu, sebab kekerabatan antara pihak sekolah dengan ayah dan bunda demi perkembangan buah hati yang lebih bagus itu benar-benar perlu.
Memilih Madrasah Ibtidaiyah yang ideal untuk buah hati patut dijalankan. Apalagi untuk anakku yang notabene belum pernah masuk sekolah yang dominan agamanya.